Sering Dibandingkan, ini 5 Perbedaan Film ‘Bird Box’ dan ‘A Quiet Place’
-
Adegan dalam film 'Bird Box'
Uzone.id -- Film thriller ‘Bird Box’ jadi salah satu tontonan anyar yang menghiasi layanan streaming Netflix sejak beberapa hari ke belakang. Tak berhasil mendulang banyak kritik positif dari para kritikus, ‘Bird Box’ kerap dibanding-bandingkan dengan thriller ‘A Quiet Place’.
Kalau kalian ingat-ingat, ‘A Quiet Place’ dirilis pada awal Maret 2018 di mana seluruh cerita memaksa para penonton turut hanyut di dalam kisah yang penuh kesunyian itu. Disutradarai oleh John Krasinski, film ini punya premis sederhana, yakni tak boleh membuat suara bising untuk tetap bertahan hidup.
Baca juga: Resensi Film 'Bird Box'
Sementara ‘Bird Box’ yang dibintangi oleh Sandra Bullock ini juga menggunakan latar post-apocalyptic, di mana premis utamanya adalah orang-orang menutup mata jika keluar rumah karena ada entitas jahat yang dapat memengaruhi manusia untuk bunuh diri.
‘Bird Box’ yang mendapat sejumlah kritik pedas dari sejumlah kritikus ini seakan harus siap dibanding-bandingkan dengan ‘A Quiet Place’, padahal ada beberapa detail yang membuat kedua film sejatinya sangat berbeda.
Baca terus kalau penasaran!
1. Ketegangan berbeda
Seperti yang sudah disebut di paragraf di atas, ‘Bird Box’ memaksa orang-orang di dalamnya untuk menutup salah satu indera penting tubuh kita, yakni mata. Berjalan tanpa melihat tentu bukan hal mudah, sehingga film ini niatnya menciptakan horor berbeda bahwa demi bertahan hidup, manusia harus ‘mematikan’ indera penglihatannya.
Sementara ‘A Quiet Place’ mengedepankan ketegangan dari konsep nihilnya suara. Teror yang diciptakan justru dari ketiadaan suara itu sendiri dan berhasil membuat penonton tersiksa saat menyaksikan bagaimana seorang ibu harus melahirkan dengan cara sunyi. Sekali teriak, nyawa jadi taruhannya.
2. Konsep villain tak sama
Hingga film selesai, ‘Bird Box’ tidak memperlihatkan wujud entitas jahat sama sekali kepada penonton -- entah apakah monster, arwah jahat, makhluk asing yang muncul dari neraka, atau bahkan suara jahat yang muncul dari dalam diri sendiri.
Sepanjang film ‘Bird Box’, penonton hanya disuguhkan teror entitas misterius itu dari sudut pandang tiap karakter saja, lalu tiap adegan bunuh diri juga diperlihatkan begitu saja tanpa greget.
Sementara ‘A Quiet Place’ sejak awal sudah dijelaskan bahwa semua orang harus tetap hidup dalam keadaan sunyi agar tidak diburu oleh monster mengerikan yang memang memburu suara untuk dibunuh.
3. Alur cerita
Kalau sudah nonton ‘Bird Box’ pasti tahu betul bahwa film ini menggunakan alur cerita maju-mundur. Hal ini dapat dipahami, karena bisa jadi sang sutradara, Susanne Bier ingin membangun suasana penuh penasaran dan menambah bumbu drama serta teror dari adegan-adegan flashback agar film tak berjalan linear.
Kalau ‘A Quiet Place’ sepanjang film alurnya maju seperti biasa.
Baca juga: Resensi Film 'A Quiet Place'
4. Resolusi berbeda
Tanpa bermaksud spoiler, kedua film ini memanfaatkan adegan akhir sebagai resolusi dengan cara yang berbeda. ‘Bird Box’ seakan ingin menumbuhkan kembali unsur harapan kepada manusia-manusia yang berhasil bertahan hidup.
Sementara ‘A Quiet Place’ menyajikan resolusi konkret berupa cara jitu yang dapat dilakukan oleh pihak manusia untuk melumpuhkan para villain berbentuk monster ngeri itu.
5. Fokus yang beda banget
Hal ini sangat dirasakan dengan nyata jika kamu sudah nonton kedua film. Jujur saja, ‘Bird Box’ gagal menyuguhkan kisah teror mencekam yang membuat penonton gigit jari. Film ini justru terasa lebih fokus pada proses survival dari para karakter. Lucunya, emosi yang terbangun juga tak terlalu dalam.
Lain halnya dengan ‘A Quiet Place’ yang mengedepankan hubungan keluarga dan pentingnya kerjasama orangtua dalam melindungi anak-anaknya di tengah teror mengerikan tersebut. Emosionalnya ada, serta tak lupa unsur survival dan teror yang begitu menyiksa dapat dirasakan secara langsung oleh penonton.