Home
/
Lifestyle

Setelah Lelah Liburan, Mudik, dan Pelesir: Pijat Saja

Setelah Lelah Liburan, Mudik, dan Pelesir: Pijat Saja

-

Kolumnis: 10 June 2019
Bagikan :

Setelah sibuk dengan kegiatan lebaran dan liburan, pekerja pun kembali ke kantor masing-masing untuk bekerja. Selain rasa senang yang membekas, tentu ada rasa lelah yang turut serta. Apalagi jika Anda mudik ke kampung halaman yang jauh jaraknya dan mesti bermacet-macet di perjalanan.

Supaya badan lebih nyaman, tak ada salahnya meluangkan waktu sebentar untuk dipijat, praktik yang cukup populer di berbagai belahan dunia. 

Ada beragam alasan orang melakukan pijat. Dalam survei yang dilakukan oleh American Massage Therapy Association (AMTA) pada 2018 di Amerika Serikat, 41 persen responden menggunakan pijat sebagai sarana penyembuhan, 26 persen partisipan memanfaatkan pijat untuk relaksasi dan menghilangkan stres, 23 persen peserta menggunakan pijat untuk memanjakan tubuh, dan 10 persen menyampaikan alasan lainnya.

Dari survei tersebut, sebagian besar peserta percaya bahwa pijat bermanfaat bagi kesehatan dan efektif untuk mengurangi rasa sakit. Responden rata-rata melakukan 4,5 kali pijatan dalam 12 bulan terakhir dan menerima 11,7 kali pijatan dalam 5 tahun terakhir. Artinya, ada peningkatan popularitas pijat di Amerika Serikat.


Saat ini, klinik pijat sangat mudah kita jumpai. Ketika Anda mudik, misalnya, fasilitas pijat menjadi hal yang lazim ditemui di rest area, bandara, stasiun, maupun terminal. Di pusat perbelanjaan, lapak-lapak pijat juga bisa dijumpai dengan mudah.

Bentuk pijat pun beragam, tergantung teknik dan fungsi pijat itu sendiri. Seperti ditulis situsweb kesehatan WebMD, ada beberapa jenis pijat yang populer. Salah satunya adalah Swedish massage, berupa usapan lembut, panjang, disertai dengan pukulan-pukulan yang ringan, berirama, dan ketukan pada lapisan otot paling atas.

Ada juga rupa-rupa pijat lain. Misalnya pijat jaringan dalam yang fokus pada titik-titik masalah penyebab penyakit di tubuh; pijat olahraga yang membantu para atlet sebelum, selama, dan setelah olahraga dalam penguatan sistem otot; pijat kursi yang menggunakan kursi khusus, dilakukan selama 15 sampai 20 menit.

Ada pula pijat shiatsu yang menggunakan tekanan ritmis bervariasi pada titik tubuh tertentu; serta pijat Thailand, pijat refleksi, pijat hot stone, dan pijat kehamilan.

Manfaat Pijat

Janis yang beragam itu membawa manfaat yang bergam pula. Tiffany Field bersama empat rekannya pernah membuat studi berjudul “Cortisol Decrease and Serotonin and Dopamine Increase Following Massage Therapy” (PDF) (2009) yang mengungkap dampak positif terapi pijat pada biokimia tubuh, khususnya pada penurunan kadar kortisol dan peningkatan kadar serotonin dan dopamin.

Responden dimasukkan ke dalam kelompok-kelompok kondisi, yakni depresi, seperti pengalaman pelecehan seksual dan gangguan makan (anoreksia dan bulimia); sindrom nyeri, hamil, stres pekerjaan, dan beberapa kelompok penyakit.

Dalam observasi ini, mereka menguji kortisol—hormon terkait stres—dalam air liur dan urine. Tercatat terjadi penurunan tingkat kortisol secara signifikan setelah melakukan terapi pijat, dengan rata-rata penurunan sebesar 31 persen. Kemudian mereka menguji kadar serotonin dan dopamin—yang terkait kesenangan dan kenyamanan—melalui uji urine. Para peneliti menemukan kenaikan rata-rata kadar serotonin (28%) dan dopamin (31%).


“Banyak kondisi yang secara positif dipengaruhi oleh terapi pijat, termasuk depresi dan kondisi yang berhubungan dengan depresi, sindrom nyeri, autoimun dan penyakit kronis akibat sistem kekebalan tubuh, dan kondisi stres,” ujar Field, dkk.

Pada 2005, Moa Aourell dan dua rekannya menemukan penyebab lain dari penurunan tingkat stres karena terapi pijat, khususnya pada jenis Swedish massage, melalui penelitian berjudul “Effect of Swedish Massage on Blood Pressure” (PDF).

Peserta riset ini adalah 16 pria sehat dengan kisaran usia 20 sampai 40 tahun, dan median umur dari penelitian ini adalah 32 tahun. Namun di sini, hanya 15 peserta yang melakukan perawatan hingga akhir, yakni selama 12 minggu dengan desain menyilang (cross over). 


Percobaan dibagi menjadi tiga periode dan masing-masing periode terdiri dari empat minggu. Selama percobaan, mereka menerima dua kali perawatan per minggu dan dalam setiap percobaan mereka akan dipijat selama 30 menit. Penelitian tersebut mendapati bahwa pijatan bisa menurunkan tekanan darah. 

Infografik Rupa rupa Pijat
Preview


Tak hanya itu saja kegunaan dari pijat. Seperti ditulis situsweb kesehatan Mayoclinic, pijat juga bisa mengurangi rasa sakit dan ketegangan otot. Pijat bermanfaat untuk mengurangi gelisah, gangguan pencernaan, fibromyalgia, sakit kepala, cedera jaringan lunak, cedera olahraga.

Namun, tentu saja, pijatan tak bisa digunakan sebagai pengganti perawatan medis dari penyakit-penyakit tersebut. Anda tetap harus berkonsultasi dengan dokter agar terapi pijat tak bertabrakan dengan perawatan yang mereka berikan.
Baca juga artikel terkait PIJAT REFLEKSI atau tulisan menarik lainnya Widia Primastika

populerRelated Article