Home
/
Lifestyle

Siap Cari Kerja, Gen Z Prioritaskan Penggunaan Teknologi

Siap Cari Kerja, Gen Z Prioritaskan Penggunaan Teknologi
Pingit Aria14 February 2019
Bagikan :

Dell Technologies melakukan riset terhadap lebih dari 700 pelajar dari Generasi Z (Gen Z) Indonesia mengenai teknologi dan dunia kerja. Hasilnya, 94 % dari mereka ingin bekerja menggunakan teknologi tercanggih.

Managing Director Dell EMC Indonesia, Catherine Lian mengatakan, Gen Z yang lahir setelah tahun 1996 (rentang usia 16 –23 tahun) memiliki pemahaman mendalam tentang teknologi dan potensinya dalam dunia kerja.

Sebanyak 69% Gen Z di Indonesia memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi terhadap keterampilan teknologi yang mereka miliki. "Hal tersebut tentunya merupakan fakta positif, tapi juga menjadi tantangan bagi perusahaan-perusahaan, karena mereka harus memiliki strategi dan teknologi yang tepat untuk mengundang calon karyawan," ujar Catherine di Jakarta, Kamis (14/2).

Meski cukup percaya diri, 98% dari Gen Z juga khawatir dengan potensi mendapatkan pekerjaan. Penyebabnya, 47 % menyatakan mereka tidak memiliki pengalaman kerja yang dicari perusahaan. Selain itu, 69 % responden justru  tak yakin memiliki kemampuan non-teknologi.

(Baca:Gubernur BI Berharap Sarjana Ekonomi Bantu UMKM Masuk Jaringan Digital)

Sebaliknya, para senior di perusahaan justru khawatir mereka mulai kalah bersaing dengan para “penduduk digital”alias Generasi Z tersebut.

Lebih lanjut Catherine mengatakan, saat ini dalam satu perusahaan sangat mungkin memiliki hingga lima generasi pekerja. Untuk membatasi kesenjangan terhadap budaya kerja mengenai teknologi, 76 % Gen Z Indonesia menyatakan bersedia untuk membimbing rekan kerja yang lebih senior.

Solusinya, menurut Catherine, yakni perusahaan dapat membentuk tim untuk saling melengkapi dan mendorong pertukaran pengetahuan. Misalnya, lewat program magang yang dapat membantu Gen Z untuk mendapatkan keterampilan non-teknis di pekerjaan mereka.

“Memahami keterampilan yang dimiliki Gen Z bisa membuka berbagai peluang bisnis baru, khususnya jika keterampilan tersebut bisa diterapkan ke semua generasi hingga mempersempit kesenjangan digital antarpekerja dan memantapkan kapabilitas teknologi di seluruh perusahaan,”kata Catherine. 

(Baca:Dorong Sektor Jasa, Pemerintah Ajak Universitas Asing Masuk Indonesia)

Riset ini dilakukan bersama Dimensional Research pada pertengahan tahun lalu terhadap 723 pelajar sekolah menengah dan perguruan tinggi di Indonesia. Selain itu, lebih dari 12 ribu pelajar sekolah menengah dan perguruan tinggi di 17 negara juga ikut ambil bagian dalam riset ini.

populerRelated Article