3 Kompetitor Starlink yang Siap Kuasai Internet Satelit Global

Uzone.id – Starlink yang dikembangkan oleh SpaceX milik Elon Musk harus bersiap karena mungkin dominasi mereka di pasar internet satelit global bakal segera bergeser.
Elon Musk harus mulai mempersiapkan diri karena kini ruang angkasa bukan hanya dikuasai oleh perusahaan miliknya. Ruang angkasa akan semakin padat di tengah gempuran investasi jor-joran dari para pesaing besar Starlink.Mulai dari Project Kuiper milik Jeff Bezos, hingga O3b mPOWER yang operasikan oleh SES. Semua berlomba untuk memberikan akses internet global yang lebih baik.
Dari beberapa pesaing yang telah hadir, berikut tiga pesaing paling kuat yang ‘mungkin’ dapat mendobrak dominasi Starlink. Berikut profil singkatnya.
Project Kuiper
Project Kuiper pertama kali diumumkan pada tahun 2019 dengan misi menyebarkan konstelasi 3.236 satelit ke orbit bumi rendah (low-Earth orbit atau LEO). Kemudian, pada 29 April 2025, Amazon resmi memasuki pasar pita lebar satelit dengan meluncurkan 27 satelit pertama dari konstelasi Project Kuiper.
Satelit-satelit tersebut ditempatkan dalam tiga lapisan orbit antara 590 kilometer dan 630 kilometer di atas bumi. Project ambisius ini bertujuan untuk menyediakan jangkauan global terutama kepada masyarakat terpencil di mana infrastruktur serta optik tradisional tidak memungkinkan mereka mendapatkan akses internet.
Rencananya, Amazon Kuiper akan membangun enam stasiun gateway di Indonesia dengan nilai investasi awal US$20 juta (Rp328 miliar). Hadirnya Project Kuiper ini ditujukan untuk memperluas konektivitas digital di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Eutelsat OneWeb
Belum ada setahun yang lalu, Eutelsat OneWeb meluncurkan 20 satelit ke dalam area LEO untuk memperkuat konstelasi OneWeb, tepatnya pada 19 Oktober 2024. Penyebaran tersebut bertujuan untuk memperkuat konstelasi OneWeb.
Waktu peluncuran satelit yang dirakit oleh oleh Airbus US Space & Defense di Merritt Island ini bertepatan dengan peringatan satu tahun penggabungan antara Eutelsat dan OneWeb. Keduanya berhasil menciptakan operator pertama di dunia dengan kemampuan GEO-LEO.
Bergabungnya dua perusahaan tersebut berhasil mendorong peningkatan permintaan untuk layanan yang melibatkan orbit. Sejalan dengan ambisi tersebut, perusahaan kemudian mulai aktif membangun kemitraan strategis dengan para pemain kunci di berbagai sektor industri.
Kolaborasi dengan nama-nama besar seperti Intelsat, Inmarsat Maritime, dan Hughes bertujuan untuk menghadirkan solusi konektivitas yang lebih canggih dan terintegrasi di berbagai belahan dunia.
Pengambilan langkah tersebut merupakan upaya Eutelsat dalam memperkuat posisinya di pasar satelit global. Untuk saat ini, layanan Eutelsat OneWeb aktif di sebagian besar Eropa dan Amerika Utara.
SES O3b mPOWER
SES luncurkan dua satelit O3b mPower pertama mereka dengan roket SpaceX Falcon 9 pada 16 Desember 2022. Satelit ini dibuat oleh Boeing dan merupakan satelit medium earth orbit (MEO) generasi kedua dari SES. Satelit tersebut beroperasi di orbit menengah pada ketinggian 8000 KM dari bumi.
Satelit O3b mPower menawarkan konektivitas satelit global dengan throughput tinggi, latensi rendah, dan fleksibilitas yang tinggi dalam alokasi bandwidth. Sistem yang dikembangkan perusahaan ini mengandalkan konstelasi satelit orbit menengah (MEO) dengan kapasitas bandwidth yang besar.
Di Indonesia sendiri, SES telah bekerja sama dengan pemerintah untuk inisiatif inklusif digital untuk menghadirkan konektivitas high throughput satellite 4Gbps di wilayah Papua.
