Home
/
Digilife

Sinergi Tokopedia dengan TikTok: Capai 200 Juta Pengguna 

Sinergi Tokopedia dengan TikTok: Capai 200 Juta Pengguna&nbsp;<br>

Aisyah Banowati16 January 2025
Bagikan :

Uzone.id – Tokopedia dan ShopTokopedia (dulu TikTok Shop) telah melampaui 200 juta pengguna di seluruh Indonesia. Hal ini merupakan hasil positif dari sinergi antara TikTok Shop dan Tokopedia.

Melissa Siska Juminto selaku Presiden Direktur Tokopedia dan TikTok E-commerce dalam rangkaian acara ShopTokopedia dan Tokopedia Summit 2024/2025 turut membeberkan jika tahun lalu sinergi ini berhasil meningkatkan pendapatan UMKM sekitar 95 persen. 

Menariknya lagi, terdapat kenaikan nilai transaksi sebesar 30 kali lipat terhadap sejumlah penjual di ShopTokopedia berkat live streaming di TikTok yang dilakukan oleh sejumlah penjual dan affiate content creator.




Selain itu, sinergi yang makin kuat antara Tokopedia dan ShopTokopedia melahirkan banyak inisiatif kolaboratif yang membawa berbagai dampak positif. 

Beli Lokal, misalnya, etalase khusus produk dari brand lokal ini membantu menaikkan penjualan UMKM sebesar 70%. Kampanye khusus Ramadan Ekstra Seru, di sisi lain, bisa menaikkan penjualan UMKM sebesar 2 kali lipat.

Sinergi tersebut juga membawa kenaikan transaksi yang signifikan. Peningkatan nilai transaksi di kedua platform naik berkat Promo Guncang dengan rata-rata lebih dari 27 kali lipat.

Di sisi lain, Iqbal Shoffan Shofwan selaku Direktur Jendral Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa  pertumbuhan e-commerce dalam konteks GMV tumbuh 10,44% atau sekitar US$65 miliar (sekitar Rp975 triliun).





Hadirnya platform e-commerce secara pasti telah mengubah kebiasaan berbelanja masyarakat Indonesia. Worldpanel, panel konsumen FMCG yang mewakili lebih dari enam miliar konsumen dari seluruh dunia, memaparkan tren perkembangan e-commerce Indonesia.

Data menunjukkan bahwa pembelanjaan FMCG (Fast Moving Consumer Goods) online di Indonesia masih berada dalam tahap berkembang dibandingkan dengan negara pemimpin seperti Korea, China, dan Amerika. 

E-commerce pada negara-negara tersebut hampir mencapai penetrasi maksimal dan masih akan terus bertumbuh. 

Tercatat, value share negara maju mencapai angka 31,2 persen dengan nilai yang akan terus dapat berkembang hingga 10 persen. Nilai tersebut didapat sebab segi penetrasinya memang sudah tinggi. Sedangkan, value share pada negara berkembang masih berkisar pada angka 5 persen.

Namun, tak perlu khawatir sebab ekspansi yang pesat terlihat dalam belanja online FMCG di Indonesia bahkan hingga tahun 2024. Peluang untuk perkembangan pun masih sangat luas sebab penetrasi FMCG online di Indonesia pada tahun 2024 (33,5 persen) kurang dari setengah penetrasi Internet di Indonesia (82 persen).

Di sisi lain, channel online akan menjadi semakin penting karena konsumen—terutama yang berada di kota besar—memilih untuk berbelanja secara online. Data menunjukkan jika lebih dari 30 persen orang Indonesia bersedia mengeluarkan uang 2,6 kali lebih banyak untuk belanja online. 

Terutama untuk kategori beauty seperti produk moisturizer, cleanser, cosmetic, lip, dan produk personal care, serta pada produk dalam kategori keperluan rumah tangga dan kesehatan.

populerRelated Article