Home
/
News

Situs Berita Hoax, Mesin Pencetak Uang dan Kegaduhan

Situs Berita Hoax, Mesin Pencetak Uang dan Kegaduhan

Dedy Maryanto15 December 2016
Bagikan :

Preview



Belakangan ini, banyak informasi dan situs berita palsu atau hoax bermunculan. Penyebarannya pun semakin masif melalui media sosial. Fenomena tersebut berlangsung di berbagai negara, termasuk di Amerika Serikat (AS) dan Indonesia, seiring momen pemilihan pemimpin. Efeknya bisa memicu gonjang-ganjing momen politik tersebut hingga penghasilan miliaran rupiah.

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) mengidentifikasi setidaknya ada sekitar 20 situs penyebar berita palsu yang masih beroperasi saat ini. Situs-situs berita palsu itu biasanya dilatari oleh dua jenis kepentingan, yaitu motif ekonomi untuk meraup uang dan motif politik.

Dengan berita palsu nan sensasional untuk mengundang pembaca, situs-situs itu berharap memanen trafik para pengunjungnya. Selanjutnya, pendapatan mengalir masuk dari pemasang iklan.

Saptiaji Eko Nugroho, inisiator MAFINDO menjelaskan, satu konten berita palsu yang tayang 1.000 kali akan dibayar US$ 1 atau US$ 0,04 per klik. “Jadi kalau ada satu artikel viral meskipun hoax atau provokasi, yang diakses hingga 100 ribu kali, bisa mendapat US$ 100,” katanya kepada Katadata, awal pekan ini.

(Baca: Enam Cara Facebook Menangkal Informasi Palsu di Media Sosial)

Dengan kurs rupiah saat ini 13.300 per dolar AS, nilainya setara Rp 1,33 juta per item berita hoax. Nominal tersebut akan semakin bertambah jika berita itu viral dan banyak orang yang menyebarkannya melalui beragam media sosial dan aplikasi pesan online.

Eko menyebut beberapa situs berita palsu yang memanen fulus dari penyedia iklan melalui fasilitas Google Adsense. Antara lain posmetro.co dan nusanews.org. Sayangnya, saat mengunjungi situs tersebut, tidak tercantum nama pengelola dan staf redaksinya.

Postmetro.co cuma menerangkan identitasnya sebagai portal berita independen yang mengusung ideologi nasionalis religius berhaluan moderat. Mayoritas informasi yang dimuat di media online ini dikutip dari media nasional, lokal dan independen lainnya.

Sebelumnya, ada pula situs berita hoax yaitu NBCIndonesia.com, pos-metro.com dan nusanews.com. Namun, situs-situs tersebut telah diblokir Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo No. 19/2014 tentang internet sehat.

Berdasarkan penelusuran Ade Fathony, seorang pegiat antiberita hoax, NBCIndonesia.com dan nusanews.com dimiliki oleh satu orang, yaitu Yovilon Sunander. Dengan menggunakan situs pengukur nilai finansial suatu website, Site Worth Traffic, NBCIndonesia.com ternyata dikunjungi sebanyak 481 ribu kali saban hari. Sebanyak 83,73 persen dari jumlah kunjungan itu berasal dari laman Facebook.

Dengan jumlah trafik sebanyak itu, NBCIndonesia.com  diperkirakan mampu mendulang pemasukan US$ 194 per hari atau US$ 69.840 per tahun. Jumlah ini hampir setara dengan Rp 1 miliar setahun!

Sementara itu, situs posmetro yang dibuat oleh  seorang mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Universitas Andalas, Abdul Hamdi Mustafa, bisa mendulang rupiah dari Adsense hingga US$ 40 ribu per tahun.

Grafik: Total Situs yang Telah Diblokir Periode 2013-2015
Preview


Sunandi, sesama pegiat kampanye antiberita hoax, menandai sejumlah situs hoax semata bermotifkan uang. “Kalau pure cari duit adalah postmetro, nusanews, islamsehat,” katanya. Situs-situs itu mengejar trafik dengan menggunakan judul yang bombastis dan cenderung melintir dari isi berita.

Sedangkan situs yang diduga memiliki kepentingan politik dan afiliasi dengan partai politik tertentu, berdasarkan penelusuran Sunandi, antara lain portalpiyungan.org, eramuslim.com, dan voa-islam.com. Portalpiyungan.org merupakan jelmaan dari PKSPiyungan.org.

Berdasarkan penelusuran melalui Worth Traffic, pemasukan iklan pkspiyungan.org sebelum dibekukan pemerintah sempat mencapai US$ 100 per hari atau US$ 36.500 setahun, yang setara Rp 485 juta. Pendapatan itu ditopang dengan sebanyak 300 ribu kunjungan per hari.

populerRelated Article