Home
/
Travel

Sowan ke Tiga Makam Jagoan Jakarta

Sowan ke Tiga Makam Jagoan Jakarta

agr23 June 2019
Bagikan :

Tahun ini kota Jakarta telah berusia 492 tahun. Ada banyak sejarah yang diceritakan kota ini, mulai dari era penjajahan sampai kemerdekaan saat ini.

Beberapa serpihan kisah itu masih dijaga dengan baik, namun tidak sedikit yang seakan dibiarkan dilumat zaman dan pembangunan.

Jika ingin mengetahui sejarah sebuah tempat, biasanya seseorang akan melangkahkan kakinya menuju museum, perpustakaan, atau cagar budaya.

Sayangnya ketiga hal tersebut masih kurang populer di kalangan mayoritas penduduk Indonesia, tak terkecuali kota semodern Jakarta.


Warga di kota-kota besar Indonesia, seakan dipaksakan untuk menikmati metode rekreasi yang instan dan terpaku dalam sebuah tempat bernama mal. Mengunjungi museum, perpustakaan, dan cagar budaya seakan identik dengan aktivitas usang dan membosankan.

Tapi anggapan tersebut tidak juga salah, karena museum, perpustakaan, dan cagar budaya di sini kurang menghibur seperti yang ada di London, Paris, Roma, atau Barcelona.

Hari itu saya sengaja memilih melakukan aktivitas membosankan itu, namun saya tidak berniat mengunjungi museum, perpustakaan, atau benda cagar budaya melainkan makam dari beberapa tokoh yang menyumbang kisah dalam rangkuman sejarah bangsa.

Beberapa hari sebelum mengunjungi makam-makam yang erat kaitannya dengan sejarah Jakarta, saya menyempatkan melakukan sedikit riset tentang sosok yang identik dengan kota ini.

Sebenarnya ada banyak makam figur penting yang bisa dikunjungi, entah dalam rangka ziarah kubur atau sekadar ingin mengetahui lokasinya saja seperti yang saya lakukan, namun akhirnya saya memutuskan untuk mengunjungi tiga buah makam saja.

Makam pertama yang saya kunjungi adalah pangeran Wiraguna, kemudian makam Pitung, dan terakhir makam Pangeran Jayakarta. Alasan saya mengunjungi makam-makam tersebut sama sekali tidak ada, selain penasaran.

Jika mempertimbangkan jarak, lokasi ketiga makam ini jelas berjauhan. Makam Pangeran Wiraguna berada di Jakarta Selatan, sementara maka Si Pitung berada di Jakarta Barat, dan Pangeran Jayakarta berada di Jakarta Timur.

Tempat yang pertama kali saya kunjungi adalah makam Pangeran Wiraguna di Kampung Pekayon, Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu. Konon nama Ragunan diambil dari nama beliau, meskipun asal usulnya juga masih simpang siur.

Ada yang percaya jika Pangeran Wiragunana adalah keturunan Prabu Brawijaya, namun ada juga yang percaya jika ia adalah tuan tanah Belanda bernama Hendrik Lucaasz Cardeel yang jatuh hati dengan Nusantara.

Sowan ke Beberapa Makam Penting di Jakarta
Preview
Makam Pangeran Wiraguna. (Foto: CNN Indonesia/Agung Rahmadsyah)


Untuk mencapai tempat ini rupanya cukup membingungkan, aplikasi peta digital menunjukkan letak makam ini berada dekat mall Pejaten Village namun ternyata aksesnya tidak semudah menemukan mall tersebut.

Pagi itu saya harus berputar-putar selama beberapa belas menit hingga akhirnya bertemu dengan sebuah gang yang di depannya terdapat tukang tambal ban.

Setelah bertanya lokasi makam ke tukang tambal ban, akhirnya saya disuruh untuk mengikuti gang tersebut hingga bertemu dengan areal pemakaman.

Makam Pangeran Wiraguna berada di dalam bangunan berwarna hijau, namun sayang saat saya ke sana sedang tidak ada satupun orang. Sehingga saya hanya bisa berputar-putar sejenak sebelum melanjutkan ke lokasi selanjutnya.

Tempat selanjutnya yang saya tuju adalah makam Pitung, yang menurut aplikasi peta digital berada di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Barat. Singkat cerita, setelah saya temukan tempat ini ternyata jauh lebih 'tidak masuk akal' ketimbang makam Pangeran Wiraguna karena lokasinya yang berada tepat di pinggir jalan Palmerah Utara, depan gedung Telkom.

Makam ini sama sekali tidak ada tanda yang menujukan bahwa di sini terkubur jasad salah satu jagoan Betawi yang melegenda. Namun jika membaca kisah Pitung yang sesungguhnya, maka bukan tidak mungkin jika ini adalah makam salah satu dari 'gerombolan' Pitung.

Menurut beberapa sumber, Pitung bukanlah nama orang melainkan sebuah akronim dari kelompok bernama Pituang Pitulungan atau tujuh orang penolong. Kisah kelompok ini sekilas mirip dengan Robin Hood yang merampok harta penjajah untuk diberikan kepada rakyat, namun bedanya Pitung memiliki bekal ilmu beladiri dan tenaga dalam tingkat tinggi.

Sowan ke Beberapa Makam Penting di Jakarta
Preview
Makam si Pitung. (Foto: CNN Indonesia/Agung Rahmadsyah)


Dua orang dedengkot Pitung, yakni Muhammad Ali dan Roji'ih, adalah dua orang yang berhasil ditaklukkan Belanda. Namun kiprah kelompok Pitung tidak lantas berhenti hanya karena dua dedengkotnya wafat. Perlawanan masih terus dilakukan oleh anggota kelompok yang tersisa bahkan makin berlipat ganda.

Mengingat banyaknya anggota Pitung, mungkin saja makam yang ada di pinggir Jalan Palmerah Utara ini benar salah satu anggota Pitung. Karena ada beberapa pihak yang percaya jika makam Pitung juga ada di daerah mereka, contohnya seperti Tomang, Depok, Penjaringan, bahkan Palembang.

Usai sowan ke makam Pitung, kali ini saya menuju makam Pangeran Jayakarta yang tak lain adalah salah satu figur pemberontak sentral dalam sejarah perjuangan melawan Belanda.

Pangeran Jayakarta merupakan orang yang paling dicari tentara VOC. Putera dari Kesultanan Banten ini pernah mengusir tentara VOC dari Banten. Sebagai orang yang paling dicari, kematian Pangeran Jayakarta hingga kini masih simpang siur.

Namun, serupa dengan Pitung lokasi makam Pangeran Jayakarta juga tersebar di beberapa tempat. Kali itu saya mengunjungi makam Pangeran Achmad Jacetra di Jalan Jatinegara Kaum, Jakara Timur.

Sowan ke Tiga Makam 'Jagoan' Jakarta
Preview
Makam Pangeran Jayakarta. (Foto: CNN Indonesia/Agung Rahmadsyah)


Di antara tiga makam yang saya kunjungi hari itu, makam Pangeran Jayakarta adalah yang paling terurus. Bahkan sudah menjadi benda cagar budaya yang cukup terawat. Selain itu lokasinya juga berada dekat mesjid, juga menjadi 'penolong' bagi kondisi makam karena banyak yang berziarah sekaligus bersedekah.



Berita Terkait

populerRelated Article