Home
/
Technology

Teknik Melukis Van Gogh sudah Ada pada Zaman Batu

Teknik Melukis Van Gogh sudah Ada pada Zaman Batu

TEMPO.CO27 March 2017
Bagikan :

Vincent van Gogh dan George Seurat ternyata sudah hadir pada 38 ribu tahun yang lalu. Tentu bukan orangnya, melainkan teknik melukis pointilisme yang sudah dipakai manusia purba pada waktu itu.

Itulah hasil penelitian yang dilakukan Randall White, antropolog dari Universitas New York, Amerika Serikat, bersama timnya, yang dituliskan dalam jurnal Quaternary International edisi 24 Februari lalu.

Pointilisme atau divisionisme merupakan teknik yang dikembangkan Seurat—pelukis asal Prancis—pada akhir abad ke-19, yang kemudian menjadi aliran seni rupa tersendiri. Van Gogh, yang berasal dari Belanda, termasuk salah satu yang menggunakan teknik ini dalam banyak lukisannya.

Pointilisme memanipulasi mata yang tidak mampu dalam meneliti detail kumpulan titik, sehingga mampu memberikan kesan keberadaan bidang atau warna baru.

Kisah pointilisme purba ini berawal ketika sekelompok arkeolog menemukan gambar dengan teknik pointilisme di 16 sabak batu di situs Abri Blanchard di Lembah Vezere, Prancis, pada 2012.

Situs Abri Blanchard pertama kali ditemukan pada 1920-an. Kala itu, Louis Didon dan Marcel Castanet, arkeolog amatir, menemukan 15 blok batu kapur yang terukir di kedua sisinya.

Di situs yang terletak sekitar 475 kilometer di sebelah barat daya Paris tersebut, mereka menemukan gambar kuda, mammoth, dan auroch (sapi liar yang sudah punah) pada sabak batu itu.  

Pada 2014, White dan timnya berangkat ke Lembah Vezere untuk menemukan hal menarik lainnya dari situs itu. Mereka tertarik dengan beberapa foto sabak batu hitam-putih dari penggalian 1927 yang memiliki banyak lubang kecil.

Dalam ekskavasi atau penggalian, mereka kembali menemukan batu yang memiliki pola serupa. Batu-batu itu kini disimpan di French National Museum of Prehistory di Dordogne, barat daya Prancis.

Total ada 16 batu ditemukan. Satu di antaranya dalam keadaan rusak. Dari sana, para peneliti menemukan banyak lubang kecil yang membentuk pola.

Kala itu, meski takjub dengan pembentukan pola tersebut, White dan timnya belum berani menafsirkannya. Mereka hanya meneliti umur dari penanggalan karbon yang kemudian hasilnya diumumkan setahun berikutnya.

Barulah pada akhir tahun lalu, mereka menyimpulkan bahwa pola tersebut adalah lukisan binatang yang dibentuk dengan teknik pointilisme. “Lukisan ukir ini dibuat oleh manusia purba yang tinggal pada era Aurignacian,” ujar White.

Aurignacian adalah salah satu fase pada zaman batu tua atau paleolitikum awal pada 40 ribu sampai 36 ribu tahun yang lalu. Era ini diasosiasikan dengan perkembangan awal Homo sapiens.

Menurut White dan tim, dalam jurnal, lukisan pointilisme yang ditemukan di Lembah Vezere ini adalah citra grafis paling awal yang diketahui ada di barat Eurasia. Ini pula yang membuktikan bahwa manusia purba telah memiliki cara yang kompleks dalam membuat citra.

“Dalam konteks ini, terukir berarti ada titik tajam yang diseret di permukaan untuk menciptakan garis kontinu di batu-batu lainnya,” demikian menurut para peneliti dalam jurnal.

Temuan ini mirip dengan yang ditemukan di Gua Chauvet, Prancis. Di gua ini juga ditemukan lukisan badak dengan teknik pointilisme, tapi menggunakan tinta cap tangan.

LIVE SCIENCE | EUREKALERT | QUATERNARY INTERNATIONAL | AMRI M

Berita Terkait:
populerRelated Article