TikTok Mau Hengkang, Warga AS Ramai-ramai Hijrah ke ‘RedNote’
Uzone.id — TikTok—aplikasi kesayangan warga AS, terancam diblokir pada Minggu, 19 Januari 2025 mendatang. Tak heran, para pengguna TikTok di AS mulai hijrah dan bermigrasi ke aplikasi serupa agar sumber hiburan mereka tak hilang.
Alih-alih pindah ke aplikasi punya AS, pengguna TikTok di AS kepergok bermigrasi ke aplikasi China lainnya yang disebut RedNote. Migrasi pengguna yang menyebut diri mereka "pengungsi TikTok" ini berhasil membuat RedNote menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di Apple App Store AS pada hari Senin, (14/01) lalu.Hanya dalam dua hari, The Guardian melaporkan ada lebih dari 700.000 pengguna baru yang bergabung dengan Xiaohongshu atau RedNote. Hal ini disampaikan oleh sumber yang dekat dengan perusahaan tersebut.
Sementara itu, pengunduhan RedNote di Amerika Serikat meningkat lebih dari 200 persen dari tahun ke tahun pada minggu ini, dan 194 persen dari minggu sebelumnya, menurut perkiraan perusahaan riset data aplikasi Sensor Tower.
Sebagai informasi, RedNote bukanlah aplikasi yang baru muncul baru-baru ini. Aplikasi ini punya nama dalam bahasa Mandarin, Xiaohongshu yang diterjemahkan menjadi little red book.
Kendati demikian, induk perusahaan RedNote, Xingin Information Technology memastikan bahwa nama tersebut tidak merujuk pada buku kutipan pemimpin komunis China Mao Zedong.
RedNote merupakan aplikasi saingan TikTok dan sudah populer di kalangan anak muda di China, Taiwan dan sekitarnya. Aplikasi ini disebut-sebut sebagai aplikasi kombinasi Instagram dan TikTok yang memungkinkan para penggunanya untuk bertukar tips seputar gaya hidup, hubungan percintaan sampai dengan model pakaian.
Saat ini, RedNote memiliki sekitar 300 juta pengguna bulanan dan terus bertambah setelah lebih dari ribuan pengguna TikTok di AS hijrah ke aplikasi tersebut.
Melansir dari BBC, Rabu, (15/01), RedNote menyambut pengguna barunya ini dengan tangan terbuka. Ada 63.000 postingan mengenai "Pengungsi TikTok atau TikTok Refugee”, di mana pengguna baru diajarkan cara menavigasi aplikasi dan cara menggunakan frasa dasar bahasa Mandarin.
Karena semakin banyak pengguna AS yang bergabung dengan RedNote, beberapa pengguna China maupun AS menggunakan momen tersebut sebagai sebuah candaan. Salah satunya, pengguna baru AS yang berterimakasih karena pada akhirnya menerima mereka di aplikasi tersebut.
"Kepada tuan rumah China, terima kasih telah mengundang kami. Sebelumnya, mohon maaf ya atas kekacauan yang terjadi," tulis seorang pengguna baru yang berasal dari AS.
Ada juga pengguna China yang bercanda menyebut diri mereka sebagai "mata-mata Tiongkok", kata-kata ini merujuk pada sebutan pejabat AS kepada platform TikTok yang menyebut platform ini sebagai alat untuk memata-matai dan manipulasi politik.
"Orang Amerika yang kini menggunakan Rednote seperti mengacungkan jari tengah kepada pemerintah AS yang terlalu banyak mencampuri urusan bisnis dan privasi," ujar Stella Kittrell, 29 tahun, seorang kreator konten yang berbasis di Baltimore, Maryland.
Meski begitu, sama seperti aplikasi lainnya, RedNote juga menghadapi beberapa masalah soal keamanan di platformnya. BBC mencatat adanya laporan sensor di RedNote ketika menyangkut kritik terhadap pemerintah Cina. begitupun di Taiwan, dimana para pejabat publik dibatasi untuk menggunakan RedNote karena dugaan risiko keamanan dari perangkat lunak China.
Tetapi euforia ini menutupi hal tersebut dan masalah keamanan ini tidak menghalangi pengguna untuk berbondong-bondong ke RedNote.
TikTok menghadapi ‘hukuman tegas’ dari pemerintahan AS dimana Mahkamah Agus AS memutuskan sebuah undang-undang untuk memblokir TikTok pada 19 Januari 2025 mendatang. Agar terlolos dari hukuman tersebut, AS memberikan syarat berat pada AS untuk menjual perusahaan cabang AS mereka ke perusahaan lokal.