Tren Pinjol Diramal Makin Laris Manis di Indonesia Sampai 2025
Ilustrasi: Tawfiqu/Unsplash
Uzone.id – Tren pinjaman online di Indonesia terus booming semenjak beberapa tahun terakhir. Hingga pertengahan 2023 ini saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai pinjaman online masyarakat mencapai Rp50,12 triliun.
Dari prediksi terbaru dari Google, Temasek serta Bain & Company mengungkap kalau tren pinjaman online ini akan terus tumbuh setidaknya sampai 2025 nanti.Dalam laporan e-Conomy SEA 2023 yang dirilis pada Selasa, (08/11) kemarin, tren pinjaman digital diyakini akan terus tumbuh dengan nilai sebesar USD15 miliar pada 2025, dua kali lipat lebih besar dari proyeksi 2023 yang hanya USD6 miliar saja.
Tidak cuman tren pinjaman online saja yang meningkat, persaingan antara pemain layanan keuangan juga semakin ketat.
Apalagi bisnis pure-play fintech sudah mulai melebarkan layanan pinjaman online mereka ke segmen non-bank. Begitupun bank tradisional yang juga mulai mengalihkan basis pelanggan utama mereka ke layanan digital.
Selain itu, startup-startup layanan keuangan juga diperkirakan akan terus diminati investor tahun depan nanti. Hal ini disampaikan oleh Aadarsh Baijal, Partner and Head of Vector in Southeast Asia, Bain & Company.
“Saya rasa investor masih banyak tertarik pada layanan pembayaran digital. Sektor ini masih akan terus menarik secara berkelanjutan hingga beberapa tahun ke depan,” tambahnya.
Sektor pembayaran memang menjanjikan di Indonesia, laporan ini juga meramal Indonesia akan menjadi pasar pembayaran digital terbesar di Asia Tenggara dengan prediksi Gross Transaction Value (GTV) USD760 miliar pada tahun 2030.
Sepanjang tahun 2023, pembayaran digital di Indonesia telah mengalami pertumbuhan stabil sebesar 10 persen menjadi USD313 miliar, dan pinjaman online akan bertumbuh hingga USD15 miliar di 2025 nanti.
Hal ini sejalan dengan kemajuan pesat yang diterapkan masyarakat Indonesia dalam adopsi pembayaran digital yang lebih mudah, seperti QRIS, penggunaan transfer bank dan juga kartu kredit.
Melihat pertumbuhan industri pembayaran digital yang semakin tinggi, tidak heran kalau Google memprediksi Indonesia akan mencapai GMV USD110 miliar pada tahun 2025 dan menjadikannya sebagai negara pertama menyentuh angka tersebut.