Home
/
Digilife

UV Buatan ITB untuk Bunuh Corona, Radiasinya 2x Lebih Besar dari Sinar Matahari

UV Buatan ITB untuk Bunuh Corona, Radiasinya 2x Lebih Besar dari Sinar Matahari

-

Tomy Tresnady18 May 2020
Bagikan :

Ilustrasi (Foto: Unsplash / Wild Eucalypt)

Uzone.id -  Institut Teknologi Bandung (ITB) telah menciptakan teknologi untuk memerangi virus Corona (Covid-19) dalam bentuk mobile disinfektan high power dengan memanfaatkan sinar UV tipe C.

Sinar UV buatan ITB ini bisa membunuh Covid-19 yang tersebar lewat droplet atau aerosol (micro-aerosol). Covid-19 bisa melayang di udara dan menempel di permukaan benda hingga berhari-hari lamanya.

Melansir dari laman itb.ac.id, Dr. Eng. Bagus Endar Bachtiar N, Dosen di Prodi Fisika FMIPA ITB, orang dibalik penciptaan alat ini, menjelaskan bahwa Mobile Disinfektan Hogh Power punya energi cukup besar. Power inputnya sekitar 750-1000 watt dan mampu pancarkan radiasi 25 watt/m2 pada radius 1 meter.

BACA JUGA: Kacamata AR Apple Glass Meluncur 2021, Bukan 2022

Preview
Foto: itb.ac.id

Setidaknya mampu memancarkan radiasi UV-C 2.8 watt/m2 untuk ruangan dengan volume sebesar 108 m3 (setara dengan ruangan ukuran 6 x 6 x 3 meter).

Selain itu, alat ini dilengkapi sistem telecontroller yang bisa dioperasikan menggunakan laptop atau handphone dari jarak jauh.

Menurut Dr Bagus, alat ini tak cuma melemahkan virus, tapi bisa mematikan virus dengan merusak DNA-nya. 

"Pancaran energi radiasi UV-nya 2x lebih besar dari cahaya matahari. Oleh karena itu, alat ini tidak perlu dipancarkan terlalu lama, cukup dalam waktu 5 menit,” kata dia.

Sinar UV tipe C yang dipakai merupakan standar sinar UV yang dipakai untuk sterilisasi peralatan dari mikroba atau patogen.

“Perangkat ini bisa dipakai untuk menyeterilkan ruangan maupun udara,” ujarnya.

Mobile Disinfektan High Power bisa memanfaatkan sumber tenaga dari accu dan arus listrik AC.

Listrik yang bersumber dari accu memudahkan alat ini dipakai untuk sterilisasi ruangan dalam lift dan dikontrol dari jarak jauh

Alat ini dilengkapi dengan sistem perangkat lunak agar dapat dengan mudah mengatur lama monitoring dan aktivasi, waktu menyala, dan energi yang dikeluarkan.

BACA JUGA: Ini Cairan Pembasmi Virus yang Aman untuk Kendaraan

Untuk saat ini, alat tersebut sedang dalam pengembangan agar bisa dijalankan secara robotic secara telecontrol.

Dr Bagus mengatakan, alat ini sudah dibuat desainnya ketika virus COVID-19 mulai merebak di Indonesia. Pihaknya mendapatkan pendanaan dari LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) lalu membuat prototipe dari desainnya.

"Dalam tempo cepat, kurang dari sebulan sudah jadi alatnya,” tutur Dr. Bagus.

Perlu diketahui, sinar UV tipe C pada alat ini sangat berbahaya apabila terpapar langsung pada kulit dan mata. Oleh karena itu, ketika ruangan sedang disinari sebaiknya steril dari manusia. Sementara pengoperasiannya dilakukan dengan secara jarak jauh.

Setelahnya, ruangan yang telah disinari akan berbau sama seperti saat benda dijemur sinar matahari. “Sinar UV ini memiliki karakteristik energi yang besar namun daya tembusnya kecil. Jika akan digunakan untuk sterilisasi pakaian APD, harus dilakukan dibolak-balik,” ujarnya.

Oya, alat ini belum bisa dioperasikan di rumah sakit karena sedang menunggu sertifikasi dari Kementerian Kesehatan RI 

VIDEO Seting Audio Standar Pabrik Honda Brio Satya, Bisa Pakai Smartphone!

populerRelated Article