Home
/
Travel

Jepang Punya Desa yang Dihuni Ratusan Boneka untuk Gantikan Warganya

Jepang Punya Desa yang Dihuni Ratusan Boneka untuk Gantikan Warganya

Andari Novianti22 April 2018
Bagikan :

Percaya tidak percaya, sebuah desa di pedalaman Pulau Shikoku, Jepang, dihuni oleh ratusan boneka yang mirip dengan orang-orangan sawah. Unik memang. Boneka-boneka itu bahkan lebih banyak daripada jumlah penduduk di desa itu. Sughoi!

Yang lebih unik lagi, boneka-boneka di Nagoro dibuat menyerupai orang-orang yang pernah menghuni Desa Nagoro. Siapa yang sebenarnya menciptakan dan menempatkan boneka di seluruh Desa Nagoro?

Adalah Tsukimi Ayano, pencipta sekaligus seniman yang menghabiskan masa kecilnya di desa di Prefecture Tokushima itu. Setelah lama merantau ke Osaka, Ayano kembali ke desanya pada 2003 silam untuk menjaga ayahya. Ia kemudian mendapati penduduk desa terpencil itu terus menyusut. Bahkan, pada Agustus 2016, jumlah populasi di sana hanya 30 jiwa.

Setelah ayahnya meninggal, Ayano kemudian membuat boneka yang menyerupai sang ayah. Dilansir National Geographic, sepuluh tahun kemudian Ayano telah membuat boneka 10 kali lipat jumlah manusia di Desa Nagoro atau lebih dari 350. Kebanyakan boneka itu menyerupai warga yang telah meninggal atau pindah dari desa tersebut.

Preview

Boneka itu dibuat dari kain, lengkap dengan baju bekas dan akesoris yang menghiasinya. Mereka bahkan mengenakan topi dan sepatu, serta diletakkan sesuai profesi orang yang diserupai.

“Ketika saya membuat boneka menyerupai mereka yang telah meninggal, aku jadi memikirkan mereka saat masih hidup dan sehat,” jelas Ayano dalam sebuah film dokumenter The Valley of Dolls yang dibuat Fritz Schumann.

Bekas gedung sekolah di Desa Nagoro yang telah ditutup pada 2012 juga tak luput dari boneka ciptaan Ayano. Tampak dalam kelas-kelasnya, ia menempatkan boneka-boneka serupa guru dan murid yang sedang melakukan proses belajar mengajar.

Preview

Penyusutan jumlah penduduk di Desa Nagaro disebabkan oleh jumlah kelahiran yang minim dan pemuda yang lebih memilih merantau ke kota besar, seperti Tokyo dan Osaka. Namun berkat karya Ayano, Desa Nagoro kerap kedatangan turis yang rela traveling ke pedalaman untuk menengok keunikan di sana.

populerRelated Article